Ini Lokasi Pengamatan Hilal Ramadhan 1444 H/2023 di Bandung

Agama  
Tim dari Unisba sedang melakukan pengamatan Hilal dari Observatorium Al Biruni Gedung Fakultas Kedokteran Unisba lantai 9/Istimewa Humas Unisba
Tim dari Unisba sedang melakukan pengamatan Hilal dari Observatorium Al Biruni Gedung Fakultas Kedokteran Unisba lantai 9/Istimewa Humas Unisba

BANDUNG--Ramadhan, sudah di depan mata. Namun, untuk memastikan awal mulai puasa, pemerintah melakukan pengamatan hilal. Di Bandung sendiri, ada dua lokasi yang menjadi tempat pengamatan hilal.

Lokasi pertama, bertempat di Observatorium Bosscha Institut Teknologi Bandung. Sementara lokasi lainnya, pengamatan hilal dilakukan di Observatorium Al Biruni Gedung Fakultas Kedokteran Unisba lantai 9.

Menurut Narahubung Observatarium Boscha, Agus Triono P J, sebagai institusi pendidikan dan penelitian di bidang astronomi, Observatorium Bosscha melaksanakan pengamatan bulan sabit muda pada hampir setiap bulan. Setiap tahun, Observatorium Bosscha pun menjadi salah satu rujukan untuk penetapan awal bulan Hijriah, termasuk

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Ramadhan, bagi Kementerian Agama Republik Indonesia dan masyarakat umum.

"Kali ini, Observatorium Bosscha akan menyelenggarakan rangkaian pengamatan bulan sabit yang merupakan penanda beralihnya bulan Sya’ban ke bulan Ramadhan 1444 H," ujar Agus, Rabu (22/2/2023).

Menurutnya, pengamatan hilal dilaksanakan di Lembang oleh Tim Observatorium Bosscha pada tanggal 21-23 Maret 2023 dari pagi hari hingga Bulan terbenam di ufuk Barat.

Kegiatan pengamatan bulan sabit oleh Observatorium Bosscha ditujukan untuk meneliti ambang visibilitas (kenampakan) bulan sebagai fungsi dari elongasi terhadap ketebalan sabit bulan, juga dalam rangka rukyatul hilal bulan Ramadhan 1444 H.

Rukyatul hilal, kata dia, dilaksanakan pada 22 Maret 2023 mulai sore hari hingga Bulan terbenam. Sabit bulan yang tampak setelah Matahari terbenam pada tanggal tersebut dikenal sebagai hilal.

Pengamatan, dilakukan dengan menggunakan sebuah teleskop refraktor berdiameter 106 mm yang dilengkapi detektor kamera berbasis CMOS (Complementary Metal-Oxide Semiconductor). Citra yang ditangkap oleh kamera kemudian diproses menggunakan perangkat pengolahan citra untuk meningkatkan kualitas tampilan sabit bulan.

Perangkat lunak ini dikembangkan secara mandiri oleh peneliti di Observatorium Bosscha. Data hilal Ramadhan pada Tabel 1, Gambar 1, Gambar 2, dan Gambar 3 didapatkan dari hasil perhitungan peneliti Observatorium Bosscha. Data ini menunjukkan bahwa di Indonesia, elongasi Bulan dan Matahari merentang antara 8,8° - 10,6° dan ketinggian Bulan merentang antara 6,5° - 9,0°.

Penentuan awal Ramadhan di Indonesia, kata dia, adalah pemerintah Republik Indonesia melalui proses sidang isbat.

Tugas Observatorium Bosscha adalah menyampaikan hasil perhitungan, pengamatan, dan penelitian tentang hilal kepada unit pemerintah yang berwenang jika diperlukan sebagai masukan untuk sidang isbat. Masyarakat dapat mengakses data dan hasil pengamatan hilal di website Observatorium Bosscha.

Kontak Info

Jl. Warung Buncit Raya No 37 Jakarta Selatan 12510 ext

Phone: 021 780 3747

[email protected] (Marketing)

× Image