
Mencegah Penularan HIV/AIDS, kepada Siapakah Kita Berharap?
Agama | 2025-03-12 13:15:41Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur yang selama ini dikenal sebagai kota sejuk dan damai, kota santri, harus terhenyak dengan adanya berita tentang lonjakan pengidap HIV/AIDS. Pokja TB dan HIV/AIDS Bondowoso melaporkan ada sebanyak 1.500 ODHA.
Mirisnya lagi 729 di antaranya dari kalangan penyuka sesama jenis (gay). Ratusan orang telah meninggal karena penyakit ini dalam tiga tahun terakhir. Tidak hanya regional, secara global penderita HIV/AIDS pun meningkat.
Ada lebih dari 360.000 orang di tahun 2023 yang terinfeksi HIV. Kalangan muda banyak menyumbang angka peningkatan yakni sekitar 140.000 orang dengan rentang usia 15-19 th (mediaindonesia.com). Pemerintah melalui perangkat kesehatan juga telah melakukan upaya pencegahan penularan. Dengan edukasi melalui penyuluhan di masyarakat dan di sekolah. Bahkan Bondowoso sendiri telah merancang perda untuk menangani kasus HIV ini. Namun fakta menunjukkan peningkatan yang terus menerus setiap tahunnya.
Melihat sejarah dan bagaimana penularan virus HIV maka dapat kita simpulkan bahwa perilaku seks bebaslah penyumbang terbesar penularan virus ini. Selebihnya menular lewat penggunaan jarum suntik bergantian, transfuse darah dsb. Kehidupan bebas yang kini diterapkan diseluruh negara yang ada didunia, menjadi biang kerusakan di masyarakat.
Manusia dibebaskan bertingkah laku memperturutkan hawa nafsunya. Perilaku seks bebas maupun seks menyimpang bukannya dilarang keras tetapi malah dilegalkan. Seperti di Tailand yang telah melegalkan pernihakan sejenis. Ini kontras dengan gencarnya kampenye tentang bahaya HIV/AIDS yang digaungkan setiap 1 Desember. Maka apa pun program yang dicanangkan untuk menghambat penularan penyakit ini seakan tidak membuahkan hasil.
Kehidupan liberal yang muncul dari paham sekulerisme yakni memisahkan agama dengan kehidupan manusia menjadi sebab dihalalkannya perilaku yang menyimpang. Manusia diberi kebebasan secara mutlak untuk melakukan apa saya yang dia kehendaki dengan mengabaikan norma dan agama. Walhasil, manusiapun diberi kebebasan menyalurkan naluri seksualnya dengan cara apapun termasuk kepada sesama jenis. Jika demikian mustahirl HIV/AIDS bisa diberantas.
Pada siapa kita berharap? Pertanyaaan yang mucul kemudian, apakah HIV/AIDS bisa diberantas? Dengan apa? Jawabannya adalah dengan sebuah sistem kehidupan yang membatasi perilaku manusia berdasarkan ketetapan dari Sang Pencipta. Karena Dialah yang Maha Tahu segala sesuatu yang baik untuk manusia.
Jadi harapan satu-satunya bagi kita dalam memberantas HIV/AIDS adalah dengan diterapkannya sistem Islam. Islam adalah aturan yang berasal dari Allah, pencipta manusia dan sifat manusia. Islam telah melarang tegas perilaku seks bebas dan seks menyimpang.
Islam menutup celah liberalisasi seksual seperti: khalwat, ikhtilat, dan perzinahan. Ketaqwaan individu yang terwujud dalam kehidupan yang berlandaskan Islam akan mencegah manusia melakukan hal-hal yang tidak sesuai dengan aturan negara yang diadopsi dari syariat Islam.
Semua sektor akan bekerja sama untuk mewujudkan masyarakat Islam. Sistem pendidikan yang didasarkan pada aqidah Islam yang mencetak generasi dengan kepribadian Islam. Proteksi diri akan terbentuk. Sistem ekonomi meniscayakan kesejahteraan masyarakat dan tidak ada yang melakukan sesuatu yang tidak bermoral karena alasan ekonomi.
Keluarga muslim akan menjadi benteng pertama untuk memperkuat akidah individu di dalamnya. Alih-alih bermaksiat, berbuat hal yang sia-sia saja ia akan menghindarinya. Kontro media secara penuh dilakukan oleh negara sehingga tidak akan menginspirasi keburukan. Industri pornografi dalam segala bentuknya juga akan diberantas.
Negara dengan basis aqidah Islam akan menerapkan sanksi tegas bagi para pelaku perzinaan dan menyimpang berdasarkan dalil Al Quràn dan Hadits.“Perempuan yang berzina dan laki-laki yang berzina, maka deralah tiap-tiap seorang dari keduanya seratus kali dera, dan janganlah belas kasihan kepada keduanya mencegah kamu untuk (menjalankan) agama Allah, jika kamu beriman kepada Allah, dan hari akhirat, dan hendaklah (pelaksanaan) hukuman mereka disaksikan oleh sekumpulan dari orang-orang yang beriman.” (QS An-Nuur [24]: 2).
Rasulullah saw. juga bersabda, “Siapa yang menjumpai orang yang melakukan perbuatan homoseksual seperti kelakuan kaum Luth, maka bunuhlah keduanya (pelaku dan objeknya).” (HR Ahmad dan Abu Daud).
Dengan penerapan sistem Islam , HIV/AIDS sangat mungkin ditekan dan bisa dicegah. Semoga solusi ini bisa kita ambil dan kita terapkan dalam kehidupan saat ini.

Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.
Komentar
Gunakan Google Gunakan Facebook