Bandung Pisan

Tekan Prevelensi Stunting 14 Persen Pemkot Bandung Dibantu Mahasiswa

Ketua IKA Unpar Ivan Sadik memberikan batuan untuk penanganan Stunting
Ketua IKA Unpar Ivan Sadik memberikan batuan untuk penanganan Stunting

BANDUNG---Stunting masih menjadi salah satu masalah di Kota Bandung. Pemerintah Kota Bandung terus berupaya menekan angka stunting di angka 14 persen pada 2024.

Menurut Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kota Bandung Kenny Dewi, penanganan stunting memang tidak mudah dan membutuhkan kerja sama dari banyak pihak. Oleh karena itu, salah satu strategi yang dilakukan pihakny adalah menggandeng mahasiswa.

Menurut Kenny, saat inu prevelensi stunting di Bandung mencapai 19,4 persen atau sekitar 6.000 bayi. Jumlah ini masih tinggi dan harus diturunkan setiap tahunnya.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

"Memang ada penurunan dibandingkan tahun 2021 di angka 26 persen. Nah ini yang harus terus kita tekan walaupun memang butuh bantuan dari berbagai pihak," ujar Kenny dalam penyerahan bantuan di Kampus Universitas Parahyangan (Unpar), akhir pekan ini.

Kenny menilai, bantuan kepada para ibu yang tengah hamil dan menyusui sangat penting untuk mencegah bayi yang menjadi stunting. Karena, saat anak tersebut menjadi stunting dampak negatifnya bisa lebih besar dan berdampak panjang.

Untuk mengurangi angka tersebut, kata dia, Pemkot Bandung pun telah membentuk tim percepatan penurunan stunting. Serta, bekerja sama dengan Universitas Parahyangan (Unpar) dalam melakukan sosialisasi.

Intervensi pun, kata dia, terus dilakukan dengan beragam cara sehingga angka bayi kurang gizi bisa semakin berkurang.

"Pemberian makanan yang sehat serta susu untuk ibu hamil, hingga punya anak baik di bawah dua tahun atau lima tahun harus rutin," katanya.

Di tempat yang sama, Ketua IKA Unpar Ivan Sadik mengatakan, pemenuhan gizi masyarakat menengah ke bawah harus menjadi perhatian banyak kalangan. Berbagai bantuan, wajib diberikan agar mereka bisa mendapat makanan dengan gizi memadai sehingga anak-anaknya tidak kekurangan.

Pemberian bantuan ini, kata dia, pada tahap pertama dilakukan selama tiga bulan. Mulai dari susu, vitamin, hingga keuangan bakal disalurkan secara bertahap.

"Kita cek dulu hasilnya bagaimana dari bantuan ini. Kalau memang bagus akan kita teruskan program bantuan ini," kata Ivan.

Ikuti Ulasan-Ulasan Menarik Lainnya dari Penulis Klik di Sini
Image