Umum

Waspada! 408 Warga Kota Sukabumi Terjangkit DBD, Dua Orang Meninggal

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Kota Sukabumi, Wita Darmawanti.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Kota Sukabumi, Wita Darmawanti.

SUKABUMI----Masyarakat di Sukabumi harus waspada dengan penyebaran penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD). Dalam rentang waktu Januari hingga Desember 2023 kasus DBD di Kota Sukabumi masih cukup tinggi.

Berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) sepanjang 2023 lalu terdapat sebanyak 408 terjangkit penyakit tersebut dan dua diantaranya meninggal dunia.

'' Jumlah total kasus DBD sebanyak 408 dan dua diantaranya meninggal dunia,'' ujar Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Kota Sukabumi, Wita Darmawanti, Kamis (4/1/2024).

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Menurutnya, kasus DBD paling tinggi terjadi pada Desember 2023 lalu mencapai 69 kasus. Selain itu, kasus DBD tersebut menyebar di bulan lainnya. Di antaranya Januari 43 kasus Februari 25 kasus, Maret 22 kasus, April 17 kasus, Mei 22 kasus.

Selanjutnya 20 kasus pada Juni, 28 kasus Juli, 41 kasus Agustus, 32 kasus September, 37 Oktober, 52 November dan 69 kasus di Desember 2023.

'' Untuk satu kasus meninggal dunia pada Januari dan satu meninggal pada November," kata Wita.

Menyikapi kasus itu, Dinkes tidak hentinya berupaya mengendalikan kasus DBD dengan mengajak masyarakat peduli terhadap kesehatan lingkungan di sekitar rumah untuk meningkatkan angka bebas jentik nyamuk (ABJ).

Menurut Wita, target angka bebas jentik Kota Sukabumi, pada tahun ini sebesar 95 persen. Dalam pengendalian kasus DBD ini, Dinkes mendorong masyarakat agar menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).

Upaya lainnya, kata Wita, melaksanakan aksi pemberantasan sarang nyamuk melalui 3M, yakni menguras tempat penampungan air, menutup rapat semua tempat penampungan air agar nyamuk tidak bisa masuk. Berikutnya, menimbun atau mendaur ulang limbah barang bekas yang sudah tidak terpakai supaya tidak dijadikan tempat berkembangbiak nyamuk.

Gerakan lainnya yakni mulai menanam tanaman pengusir nyamuk dan melalui Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik (G1R1J). Masyarakat juga diminta untuk bisa memahami seseorang yang mengalami gejala umum terserang DBD seperti mengalami sakit kepala, demam, nyeri pada otot, tulang atau sendi serta mual.

Selain itu, kata Wita, gejala muntah, sakit di belakang mata, kelenjar bengkak dan ruam serta pada bagian kulit muncul bintik-bintik merah. Jika ada orang atau keluarga yang mengalami gejala seperti itu, maka harus segera membawa ke Puskesmas atau rumah sakit agar bisa segera ditangani.n Riga Nurul Iman

Ikuti Ulasan-Ulasan Menarik Lainnya dari Penulis Klik di Sini
Image