Serba Serbi

SMA Islam Ini Gelar Research Expo, Buat Sedotan Ramah Lingkungan Hingga Biogas

Alat pengolah kotoran ternak jadi biogas yang dibuat siswa
Alat pengolah kotoran ternak jadi biogas yang dibuat siswa

BANDUNG---SMA Darul Hikam berasrama yang terletak di Jalan Dago Giri, menggelar research expo. Tahun ini, mengangkat tema pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam mewujudkan gaya hidup minimalis yang berkelanjutan.

"Ini merupakan agenda tahunan di sekolah kami," Koordinator Riset SMA DHBA, Syifa Amniya Auliya Syahrin S.Pd dalam keterangan resminya, Jumat (17/5/2024).

Tahun ini, kata Syifa, hasil penelitian siswa/siswi di sekolahnya cukup beragam. Di antaranya, ada yang mengolah biji labu menjadi cemilan sehat, mengolah styrofoam dan kulit jeruk jadi bahan bakar, mengubah bambu jadi sedotan ramah lingkungan, membuat pelembab bibir dari buah naga dan membuat alat untuk mengubah kotoran ternak jadi biogas.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Syifa mengatakan, setelah melakukan penelitian semua siswa mempresentasikan hasil penelitiannya secara berkelompok. Tujuan kegiatan ini, pertama untuk literasi pada semua siswa. Agar, bisa meningkatkan minat baca.

"Kan sebelum penelitian mereka mengkaji jurnal. Terus belajar juga seperti apa menulis karya tulis ilmiah," katanya.

Membuat penelitian ini, kata dia, memang ternyata urgensinya tinggi sekali. Karena, siswa harus bisa mengenal karya tulis ilmiah sejak SMP.

"Kan di asrama ini ada jenjang SMP juga, mereka juga sama sudah diajarkan penelitian cuma memang levelnya disesuaikan," katanya.

Syifa menjelaskan, meskipun tema tahun ini yang diangkat soal pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam mewujudkan gaya hidup minimalis yang berkelanjutan, tapi siswa diberi kebebasan untuk memilih temanya masing-masing sesuai minatnya.

"Untuk pengambilan judul kita juga menyediakan beberapa subtema yang bisa dipilih," katanya.

Menurutnya, saat penelitian siswa dibagi dalan beberapa kelompok. Setiap 3 kelompok, dibimbing oleh satu guru jadi total ada 12 kelompok untuk kelas 10 dan kelas 11.

"Jadi selama bersekolah di sini anak-anaknya pasti membuat dua judul dua karya terus ilmiah satu di kelas 10 satu kelas 11. Nanti di akhir nanti kami satukan gitu jadi file untuk arsip sekolah," katanya.

Hasil penelitian ini, kata dia, masuknya ke penilaian raport. Jadi semua siswa wajib mengikuti agenda riset ini. Penilainnya, masuk ke beberapa mata pelajaran. Misalnya, penulisan karya ilmiah berarti masuknya ke Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris sebagai bentuk literasi. Sedangkan untuk eksperimennya masuk ke sains.

"Mulai tahun ini harus menghasilkan suatu produk jadi lebih ke ilmu sains. Tapi ada juga penelitian yang harus menghitung berarti masuknya ke pelajaran matematika," katanya.

Selain membuat penelitian dengan serius, kata dia, saat sidang penelitian pihaknya pun menggelar dengan serius. Yakni, dengan mengundang tamu-tamu dari luar yang memang berkompeten dan bisa menjadi penguji bagi hasil penelitian anak-anak.

Ikuti Ulasan-Ulasan Menarik Lainnya dari Penulis Klik di Sini
Image