Empat Alasan Kenapa Tak Perlu Beri Ekspektasi Lebih pada Luis Milla

Stadion  
Dok. Persib
Dok. Persib

BANDUNG -- Persib Bandung resmi mendatangkan Luis Milla untuk mengisi kekosongan pelatih kepala. Persib ditinggalkan Robert Rene Alberts atas hasil minor di tiga laga perdana Persib.

Luis Milla menandatangani kontrak dua musim dengan tambahan opsi perpanjangan kontrak. Nantinya, Luis Milla akan menambah kekuatan staf pelatih dengan membawa asisten pelatih kedua dan pelatih fisik dalam tim.

Harapan pun muncul dari Bobotoh untuk membawa Persib kembali menjadi jalur juara. Namun nyatanya, Bobotoh seharusnya tidak menaruh ekpektasi lebih karena alasan berikut:

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

1. Sudah lama tidak memimpin tim

Faktanya, terakhir Luis Milla memimpin tim adalah ketika menangani tim nasional Indonesia pada akhir 2018 silam. Artinya, lebih dari tiga tahun Luis Milla tidak bersentuhan langsung dengan sebuah tim.

Namun Luis Milla menilai bahwa menjadi pelatih bukan hanya harus di dalam lapangan. Sebagai pundit La Liga, tentu Luis Milla masih mempelajari berbagai macam taktik di sepak bola.

2. Statistik kurang baik setiap memimpin klub

Nama Luis Milla dikenal setelah sukses memimpin tim nasional Spanyol U-20. Dari tangan Luis Milla, muncul nama-nama pesepakbola Spanyol yang menguasai liga top seperti David De Gea, Thiago Alcantara, Ander Herrera, dan lainnya.

Namun di level klub, Luis Milla sudah dua kali dipecat karena tidak mampu mengangkat prestasi klub. Dua klub yang tidak puas dengan jasa Luis Milla itu adalah Al Jazira dan Real Zaragoza.

Di Al Jazira, dari 19 pertandingan Luis Milla hanya mampu menang lima laga, seri tujuh laga dan kalah di tujuh laga lainnya. Sementara di Real Zaragoza Luis Milla hanya memimpin 12 laga dengan menang di tiga laga dan imbang di empat laga.

3. Tak Memberikan Prestasi pada Timnas Indonesia

Luis Milla sudah tidak asing dengan sepak bola Indonesia karena pernah memimpin timnas. Milla mampu mengangkat nama-nama pemain muda seperti Febri Hariyadi dan Rezaldi Hehanusa.

Sayangnya, terangkatnya para pemain muda itu tidak diikut dengan prestasi timnas era Luis Milla. Luis Milla hanya mampu membawakan medali perah SEA Games 2017 dan membawa timnas U-23 ke babak 16 besar Asian Games 2018.

4. Bergabung saat kompetisi sudah dimulai

Bagi seorang pelatih, membangun tim di pramusim adalah kunci untuk bisa mendapatkan prestasi di akhir musim. Sayangnya, hal ini tidak dialami oleh Luis Milla yang menggantikan Robert Rene Alberts.

Robert yang telah memimpin tim sejak 2019 lalu telah membangun tim sejak kedatangannya ke Persib. Dia bahkan membawa Persib menjadi runner up Liga 1 2021/2022 lalu.

Sayangnya, tim yang telah dibangun susah payah itu pun hancur dengan hasil minor Persib di awal musim. Untuk itu, beban Luis Milla pun semakin berat karena harus melanjutkan tim dengan skuad yang telah dibentuk oleh Robert.

Kontak Info

Jl. Warung Buncit Raya No 37 Jakarta Selatan 12510 ext

Phone: 021 780 3747

[email protected] (Marketing)

× Image