MUI Jabar dan Keluarga Ridwan Kamil Gelar Shalat Ghaib untuk Eril, Ini Pertimbangannya

Info Terkini  
Ketua Umum MUI Jabar, Rahmat Syafei (paling kiri,red) memberi keterangan soal shalat ghaib Eril
Ketua Umum MUI Jabar, Rahmat Syafei (paling kiri,red) memberi keterangan soal shalat ghaib Eril

BANDUNG----Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Barat (Jabar) akhirnya memutuskan untuk menggelar shalat ghaib untuk Putra Gubernur Jabar Ridwan Kamil, Emmeril Kahn Mumtadz atau Eril yang hanyut di Sungai Aare, Bern, Swiss pada Kamis (26/5).

Menurut Ketua Umum MUI Jabar, Rahmat Syafei, shalat dilakukan oleh seluruh jajaran MUI Jabar beserta perwakilan keluarga besar Ridwan Kamil di Bandung. MUI juga, sudah melakukan koordinasi langsung melalui zoom meting bersama keluarga di Swiss.

"Iya, MUI Jabar (sudah shalat gaib) karena ketentuan agama kalau meyakini sudah meninggal dunia dan diduga keras meyakini begitu, bahwa wajib segera di shalatkan," ujar Rahmat kepada wartawan, Kamis (2/6).

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Rahmat menjelaskan, berikut pertimbangan mengapa shalat ghaib digelar:

1. Shalat ghaib dilakukan sudah berdasarkan kesepakatan bersama keluarga. Jadi, pihaknya menggelar shalat gaib untuk Emmeril Kahn Mumtadz.

2. Karena sudah ada informasi langsung dari pihak yang bertanggung jawab dari Swiss, kemudian keyakinan berdasarkan syariat dan langkah-langkahnya sudah dikaji.

3. Pernyataan resmi dari keluarga besar Ridwan Kamil sendiri baru akan disampaikan pada besok Jumat (3/5) kemungkinan di Gedung Sate atau Gedung Pakuan.

4. Shalat ghaib digelar atas asumsi, memang persyaratan shalat itu harus sudah yakin. Sudah meninggal dunia, maka dishalatkan dan dikafani. Keyakinan itu, bisa ainulyakin dengan melihat langsung jenazahnya. Tapi, bisa mendekati ainulyakin itu keyakinan berdasarkan data dan situasi.

5. Data sudah disampaikan. Sudah lama. Hanya terakhir, data pertama dicari terus berusaha. Berdasarkan data yang dari semua pihak mencari belum ketemu. Namun berikutnya karena sudah waktu secara medis, itu waallahualam. Secara medis, orang tenggelam tidak mungkin hidup dalam beberapa hari. Itu adalah yang meyakinkannya.

"Misalnya, kata dia, kalau kebakaran mayatnya tak terlihat tapi diduga keras itu sudah jadi abu, orang tidak lihat tapi boleh diyakinkan dan menggelar shalat ghaib. Arie Lukihardianti

Kontak Info

Jl. Warung Buncit Raya No 37 Jakarta Selatan 12510 ext

Phone: 021 780 3747

[email protected] (Marketing)

× Image