Berkumpulnya Pelaku Seni Bandung di Collabonation Tetap Eksis di Masa Pandemi

Wisata  
Collabonation Creative City Bandung, di Orchid Forest Cikole Lembang.
Collabonation Creative City Bandung, di Orchid Forest Cikole Lembang.

BANDUNG---Pandemi Covid-19 memberikan banyak peluang sekaligus tantangan bagi pelaku industri kreatif, termasuk musisi. Semua, musisi harus memiliki kreativitas yang tinggi agar bisa bertahan.

Hal tersebut, mengemuka di acara Intimate Gigs Collabonation Creative City Bandung, di Orchid Forest Cikole, Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Rabu, 16 Maret 2022.

Ajang Collabonation ini, merupakan wadah kolaborasi bagi para musisi dan seniman untuk menghasilkan berbagai karya positif hingga kolaborasi multidisiplin.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Menurut Salah Satu Pelaku Seni, Drummer The Panturas, Surya Fikri atau Kuya, salah satu tantangan terbesar 2 tahun pandemi Covid-19 adalah sulitnya mencari venue untuk mempertahankan eksistensi di dunia musik.

Padahal, kata dia, pada saat yang sama, musik dan band baru tetap bermunculan setiap pekannya, walaupun masih dalam situasi pandemi Covid-19.

"Tantangannya adalah bagaimana caranya agar tetap stand out di tengah rimba," katanya.

The Panturas, kata dia, menjawab tantangan ini dengan membranding diri melalui internet agar band-nya lebih didengar.

Tha Panturas sendiri, adalah grup musik yang beraliran surf rock yang unikna bukan berasal dari pesisir, melainkan dataran tinggi Jatinangor. Band ini berdiri pada 2015.

Menurut Visual Artist dan juga mentor di Collabonation Creative City Bandung, Riandy Karuniawan, tantangan ini bukan hanya dihadapi oleh The Panturas, melainkan banyak musisi dan penggiat seni musik lainnya.

Persoalannya, kata dia, membangun branding musisi melalui internet itu gampang-gampang susah.

“Karakter yang khas perlu dibangun dan dipertahankan dalam sebuah karya melalui berbagai elemen," katanya.

Salah satunya, kata dia, adalah bagaimana menerjemahkan karakter band/musisi ke dalam sebuah ilustrasi yang nantinya dapat membentuk dan mendukung identitas mereka menjadi lebih kuat.

Oleh karena itu, menurut dia, diperlukan sebuah wadah yang bisa menjembatani antara kebutuhan dan supply di lapangan agar target serta sasaran yang dibidik bisa tercapai.

SVP Head of Brand Management & Strategy Indosat Ooredoo Hutchison, Fahroni Arifin, mengatakan, Collabonation Creative City Bandung hadir untuk membedah dan menemukan solusi atas berbagai permasalahan kreatif, termasuk hal ini.

“Bandung sejatinya merupakan kota yang melahirkan bermacam seniman kreatif, terutama musisi dengan identitas dan karakter yang kuat," katanya.

Collabonation Creative City, kata dia, hadir untuk mendukung serta membekali komunitas dan anak muda Bandung yang memiliki passion di bidang seni juga musik. Serta, menciptakan dan menjaga karakter agar dapat meningkatkan value sebuah band/musisi sehingga dapat memperkuat ekosistem di sekitarnya.

"Collabonation Creative City lahir membuka kesempatan kolaborasi baru dengan cara memperkaya serta memberdayakan para pegiat seni dan pekerja kreatif dalam menyalurkan bakat dan kreativitas mereka," katanya.

Collabonation Creative City Bandung mengadakan serangkaian kegiatan kolaborasi melalui creative session untuk saling bertukar ide dan insights.

Nantinya, para peserta terpilih dari creative session ini juga berkesempatan untuk berkolaborasi membuat desain Box Set Collabonation x The Panturas, set limited edition merchandise yang akan diperjualbelikan kepada khalayak umum.

Rangkaian kegiatan Collabonation

Creative City Bandung juga dilengkapi dengan Intimate Gigs, yang menghadirkan Hindia, Idgitaf, The Panturas, Oscar Lolang, dan Syarikat Idola Remaja.

Intimate Gigs ini merupakan bentuk selebrasi dari kolaborasi hangat antara musisi Bandung, pegiat kreatif, para narasumber, dan juga komunitas di Kota Bandung. Arie Lukihardianti

Kontak Info

Jl. Warung Buncit Raya No 37 Jakarta Selatan 12510 ext

Phone: 021 780 3747

[email protected] (Marketing)

× Image